Dua Kelompok Tani Ternak (KTT) Kabupaten Brebes berhasil meraih juara 1 dan 2 pada lomba KTT Berprestasi tingkat Jawa Tengah 2018. Keberhasilan ini diraih oleh KTT Kerbau Andalan desa Banjaran kecamatan Salem yang meraih juara 1 dan KTT Itik Berhias Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes.
“Berkat kegigihan para petani ternak, Alhamdulillah mereka bisa menyisihkan kelompok kelompok lainnya di Jawa Tengah,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati usai mendampingi penerimaan hadiah di Semarang, Sabtu (18/8).
Yuli mengaku bangga dengan kegigihan dan jerih payah mereka membangun kerja kelompok tani ternak. Pembinaan
Dia menjelaskan, KTT Kerbau Andalan Banjaran menjadi juara karena memiliki keunggulan antara mampu melakukan pengelolaan kotoran kerbau dengan sistem vermikompos. Memiliki kebun hijauan pakan ternak, memiliki kawasan kelompok ternak, juga mengelola air kencing kerbau sebagai formula media tanam jamur merang. Yang lebih utama, ada dinamika kelompok yang terus dibangun oleh kelompok tersebut, antara lain rutin melakukan pertemuan, pelatihan berkala, bergerak dalam bidang agribisnis.
KTT Kerbau yang berdiri sejak 2012 ini diketuai Kiswo dengan anggota 22 orang petani ternak berhasil menjadi juara 1. Juara 2 diraih KTT kerbau Maeso Aji Demak dan juara 3 KTT Kerbau Rimba Jaya Pemalang.
“KTT Kerbau Andalan Salem, selanjutnya akan mendapat penilaian dari Tim Juri tingkat Nasional,” terang Yuli yang didampingi Kabid Sarpras dan Usaha Peternakan DPKH Brebes Ismu Subroto.
Sedangkan untuk KKT Itik Berhias Brebes hanya mampu menjadi juara 2 dari 35 Kabupaten Kota Se Jateng. KTT Itik Berhias Brebes harus mengakui keunggulan KTT Itik Sato Iwen Pati sebagai juara 1 dan KTT Itik Bina Mandiri Magelang meraih juara 3.
Kata Yuli, KTT Itik Berhias mampu memproduksi maksimal sejak pra, produksi dan paska produksi. Dengan jumlah anggota 12 orang, KTT Itik ini memiliki 6000 ekor itik petelor dan 1000 itik pembibitan.
“Dari 6000 itik, mampu memproduksi telor sebanyak 65 persen atau 4000 butir telor perhari,” papar Yuli.
Keistimewaan lain, KTT Itik yang dipimpin Edi Sulistiyo ini mampu mengelola pakan itik dari azola (tanaman paku paku) sebagai bahan baku yang diramu dengan ikan segar.