Sebanyak 1.300 santriwan dan santriwati melakukan minum susu dan makan telor bersama Bupati Brebes di pondok pesanteren Darunnajat Pruwatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Sabtu malam (21/11). Gerakan yang diprakarsai Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, baru kali pertama digelar diarea pesantren sebagai upaya peningkatan asupan gizi santri sehingga santri menjadi kuat, sehat, cerdas, berdaya guna dan berakhlakul karimah.

Pengasuh pondok pesantren Darunnajat Pruwatan KH Aminudin Mashudi mengaku senang dengan sinergitas antara Pemerintah Kabupaten Brebes dengan dunia pesantren dalam upaya peningkatan kualitas hidup santri. Perhatian Pemkab, telah membahagiakan santri untuk giat belajar menimba ilmu. Gerakan minum susu dan makan telor, telah memberi dorongan kepada santri untuk memilih yang terbaik diantara tantangan hidup. “Di era sekarang, banyak remaja yang minum oplosan, tetapi santri budiman memilih minum susu,” ujar Kiai di sambut aplaus para santri dan hadirin.

Kiai Amin, demikian sapaan akrabnya, membedakan tiga susu yang layak dikonsumsi manusia. Pertama, susu silaturahmi yang dikandung maksud manusia harus menjaga kesehatan jiwa dan raganya dengan menjalin silaturahmi. Kedua, Air Susu Ibu (ASI), yang dikonsumsi 1000 hari pertama pasca kelahiran manusia dibumi dan 6 bulan pasca melahirkan. Ketiga, susu dari alam seperti susu kedelai, susu sapi, susu kambing dan lain-lain untuk pertumbuhan hidup manusia

Susu juga menandakan kesucian yang digambarkan dari warna putih. “Hari ini minum susu, besok jadi manusia bermutu. Hari ini makan telor besok jadi jago,” ungkap Kiai Amin.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE memuji kepada para santri yang telah memilih belajar di pondok pesantren. Karena pesantren telah terbukti memcetak generasi yang berkualitas secara jasmani dan rohani. Sistem pembelajaran yang diterapkan selama 24 jam, benar-benar menempa kehidupan yang sesungguhnya sehingga menjadi manusia yang tangguh dan berakhlakul karimah.

Pesantren telah banyak melahirkan orang-orang hebat dan menjadi pemimpin seperti Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa,  Muhaimin Iskandar dan lain-lain.

“Siapapun, bertujuan ingin mencapai keselamatan dunia dan akherat untuk itu harus kita upayakan dengan maksimal, selagi masih menjadi santri peningkatan belajar dan ibadah adalah hal terbaik yang harus dilakukan,” kata Bupati.

Pada 22 Oktober lalu, lanjutnya, pemerintah telah menetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Penghargaan tersebut diberikan antara lain karena kontribusi santri dan kiai dalam mempertahankan NKRI sebagai harga mati. Bupati mengajak kepada para santri untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa sesuai dengan tugas masing-masing, belajar diberbagai disiplin ilmu. “Tantangan ke depan makin berat, untuk itu santri harus mampu hidup mandiri, dan menguatkan keimanan dan ketakwaan sebagai pondasi yang kuat,” ajaknya.

Di Kabupaten Brebes, kata Bupati, telah berdiri lebih dari 200 pondok pesantren yang tersebar di 17 Kecamatan. Hal ini menunjukan tingginya daya saing yang dimiliki Brebes sehingga lebih dinamis dan penduduknya berakhlakul karimah.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati MSi menjelaskan, Brebes selain memiliki komoditas Bawang Merah dan Telor Asin juga memiliki potensi dibidang peternakan seperti seperti sapi Jabres (jawa brebes), dan usaha olahan susu sapi di daerah paguyangan. “Kami ingin kebiasaan minum susu dan makan telor melekat dalam diri santri sehingga santri berdaya saing unggul,” pungkasnya.