Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE, mengembangkan pupuk vermikompos untuk memenuhi kebutuhan pupuk masyarakat. Dengan memanfaatkan kotoran kerbau dan cacing sebagai bahan dasarnya, bisa menjadi alternative para petani dan pebisnis sebagai pupuk andalan. Dewasa ini, penggunaan pupuk kimia dalam bidang pertanian mulai memunculkan dampak negative pada tanah dan lingkungan sekitar.
“Dengan pengembangan Pupuk Vermikompos akan menghilangkan ketergantungan pada pupuk kimia,” ujar Idza Priyanti saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/9).
Menurut Idza, mengurangi ataupun menghilangkan ketergantungan pada pupuk kimia, salah satunya adalah dengan kembali menggunakan pupuk organik. Dari berbagai macam pupuk organic yang tersedia, Kabupaten Brebes akan mengembangkan pupuk vermikompos yang bisa diproduksi secara manual dan alamiah oleh masyarakat setempat.
Langkah tersebut dengan menggunakan sistem simbiosis mutualisme dari kehidupan cacing yang berkontribusi menguraikan limbah organik dalam tanah menjadi unsur hara yang tidak tertandingi.
Dalam program ini, Idza memanfaatkan cacing yang selama ini tidak pernah dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal. Dengan memperlakukan peran cacing untuk mengolah limbah terutama limbah peternakan dan pertanian di pedesaan secara terpadu dan sistematik maka akan menghasilkan pupuk Vermikompos.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Yuli Hendrawati menjelaskan, percobaan dan percontohan produk vermikompos sudah dilakukan sejak 1999. Dinas Peternakan dan kesehatan hewan memandang, kehadiran limbah ternak dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Diantaranya, menghasilkan bau yang kurang sedap, tidak enak dipandang, bahkan dapat menjadi vektor penyakit.
Vermikompos D5 merupakan adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah dengan metode sederhana. Vermikompos D5 merupakan campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, vermikompos D5 merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kompos lain yang kita kenal selama ini.
Terkait permasalahan yang ada di Brebes bagian utara dan tengah penggunaan pupuk kimia dan pestisida sudah sangat mengkuatirkan maka produksi limbah peternakan lebih dari 1 ton perhari bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic.
Vermikompos D5 menjadi solusi dengan hanya menebarkan cacing ditempat timbunan kotoran ternak maka akan berkembang biak dan menghasilkan vermikompos D5. Panen bisa dilakukan setiap bulan.
Penemu pupuk Vermikompos D5 Ismu Subroto Keunggulan vermikompos D5 antara lain, pertama, Vermikompos D5 Kandungan nutrisinya terdiri dari nitrogen (N)0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,20%, kalsium (Ca) 0,23%, magnesium (Mg) 0,26%, natrium (Na) 0,07%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, manganium (Mn) 0,003%, besi (Fe) 0,79%, boron (B) 0,21%, molibdenum (Mo) 14,48%, KTK 35,80 meg/100mg, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humus 13,88%. Semua ini komposisi ini sangat sempurna dan diperlukan oleh tanaman (Ritopunto, 2008).
Kedua, Vermikompos D5 mampu menahan air sebesar 40-60% sehingga mampu mempertahankan kelembaban. Ketiga, mampu memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah, keempat, bisa dijadikan sumber nutrisi mikroba tanah yang membantu proses penghancuran limbah organik dan menigkatkan kesuburan.
Keunggulan kelima, tanaman hanya dapat mengkonsumsi nutrisi dalam bentuk terlarut. Cacing tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak terlarut menjadi bentuk terlarut.Vermikompos. Untuk tanaman dalam pot, 1 kg vermikompos dicampur dengan 3 kg tanah, 6-10 kg vermikompos untuk setiap 10 m2 luas lahan atau 6-10 ton/ha lahan sawah. Takaran penggunaan ini sangat bergantung pada jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanah yang akan dipupuk.
Dan keenam, pembuatannya sangat sederhana yaitu limbah organik Ditumpuk, Diatapi, Ditebari, Diproses lalu Dipanen (D5). Dengan Vermikompos D5 proses pengomposan secara bioteknologi sederhana yang menggunakan spesies cacing tanah Lumbricus rubellus. Cacing ini untuk meningkatkan proses perombakan limbah kotoran ternak dan menghasilkan hasil akhir pupuk organik alami yang lebih baik .